1. Makan Siang

Ruangan yang sebagian besar dindingnya terbuat dari kaca itu sangat hening.

Tidak ada suara apapun selain suara kertas di atas meja yang terus dibolak-balikan.

Kriiiiing!

Telfon di meja berdering memecah keheningan, seorang perempuan muda mengangkat 
telfon.

“Halo, Nona Rijasa.” Seseorang berbicara di ujung sana.

“Halo, sayang. Kenapa menelfon siang-siang begini?”

“Ajakan makan siang untukmu, Nona.”

“Setengah jam lagi?”

“Oke, setengah jam lagi silahkan turun. Aku akan menunggu di lantai bawah.”

***

“Bagaimana pekerjaanmu hari ini, Al?” Laki-laki itu memulai pembicaraan,

“Menyenangkan. Aku akan menjadi wedding consultant untuk beberapa klien kira-kira 
selama satu bulan ke depan.”

“itu artinya kau sibuk.”

“Tidak juga. Sudah biasa. Memang kenapa?”
 
“Sebenarnya aku membutuhkan bantuanmu.”

“Untuk?”

“Begini.” Laki-laki itu menjawab, dijeda dengan minum satu teguk iced lemon tea miliknya. 

“Aku butuh event organizer untuk ulang tahun kantorku. Tidak usah terlalu besar, sederhana tapi berkelas. Kau tahu maksudku.”

“Okay, lalu?”

“Kau bisa?”

“Bisa. Tidak masalah. Acaranya kapan?”

“Aku ingin minggu depan.”

“Baik, jelaskan detailnya setelah aku selesai makan Gyudon favoritku dulu.” Perempuan itu tertawa ringan, melihat pelayan datang dan menyajikan pesanan mereka.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

3. Gala Dinner

Perkara Kebaikan