Postingan

Menampilkan postingan dari Maret, 2018

Hatiku Selembar Daun

Hatiku selembar daun melayang jatuh di rumput Nanti dulu, biarkan aku sejenak berbaring di sini Ada yang masih ingin ku pandang Yang selama ini senantiasa luput Sesaat adalah abadi Sebelum kau sapu taman setiap pagi Hujan di Bulan Juni Tak ada yang lebih tabah Dari hujan bulan Juni Dirahasiakannya rintik rindunya Kepada pohon berbunga itu Tak ada yang lebih bijak Dari hujan bulan Juni Dihapuskannya jejak-jejak kakinya Yang ragu-ragu di jalan itu Tak ada yang lebih arif Dari hujan bulan Juni Dibiarkannya yang tak terucapkan diserap akar pohon bunga itu -Sapardi Djoko Damono

Aku Ingin

Aku ingin mencintaimu dengan sederhana; dengan kata yang tak sempat diucapkan kayu kepada api yang menjadikannya abu. Aku ingin mencintaimu dengan sederhana; dengan isyarat yang tak sempat disampaikan awan kepada hujan yang menjadikannya tiada. -Sapardi Djoko Damono

Frase

"Kadang-kadang kau pikir, lebih mudah mencintai semua orang daripada melupakan satu orang. Jika ada seorang terlanjur menyentuh inti jantungmu, mereka yang datang kemudian hanya akan menemukan kemungkinan-kemungkinan." -Aan Mansyur, Ada Apa Dengan Cinta 2.

Akhirnya Kau Hilang

Akhirnya kau pergi dan aku akan menemukanmu di mana-mana Di udara dingin yang menyusup di bawah pintu Atau di baris-baris puisi lama yang diterjemahkan dari bahasa Di sepasang mata gelandangan yang menyerupai jendela berbulan-bulan tidak dibersihkan Atau di balon warna-warni yang melepaskan diri dari tangan seorang bocah Akhirnya kau pergi dan aku akan menemukanmu di jalan-jalan Atau bangku-bangku taman yang kosong Aku menemukanmu di salju yang menutupi kota Seperti perpusta ka an sastra Aku menemukanmu di gerai-gerai kopi, udara, dan aroma makanan yang keluar atau terlalu matang Aku menemukanmu berbaring di kamarku yang kosong Saat aku pulang dengan kamera di kepala berisi orang-orang pulung yang tidak ku kenal Kau sedang menyimak lagu yang selalu kau putar Buku cerita yang belum kelar kau baca Bertumpuk bagai kayu lapuk di dadaku Tidak sopan kataku mengerjakan hal-hal tapi tetap kesedihan Akhirnya kau hilang, kau meninggalkan aku Dan kenangan ini

Tidak Ada New York Hari Ini

Tidak ada New York hari ini Tidak ada New York kemarin Aku sendiri dan tidak berada di sini Semua orang adalah orang lain Bahasa Ibu adalah kamar tidurku Kupeluk tubuh sendiri Dan Cinta, Kau tak ingin aku mematikan mata lampu Jendela terbuka dan masa lampau memasukiku sebagai angin Meriang. Meriang. Aku meriang. Kau yang panas di kening, kau yang dingin dikenang   -Aan Mansyur