Postingan

Menampilkan postingan dari Juni, 2018

Jarak

Kelak kamu akan menyadari satu hal, ada yang pergi beribu kilometer jauhnya, tidak pergi dalam jarak dunia nyata, tapi jarak, antara ruang kepercayaannya untukmu, dan dirinya sendiri.

Senin, 25 Juni 2018

Aku tidak bisa sepenuhnya menyalahkanmu, Karena aku juga menjalani dosa itu.

Rasa

Aku rasa aku kuat, tapi nyatanya aku lemah. Aku rasa aku sanggup, tapi nyatanya aku tidak sanggup. Aku rasa aku berani, tapi nyatanya aku takut. Apa artinya ini? Silahkan kau artikan sendiri.

Aku ingin bertanya

Aku ingin bertanya: Kau fikir apa artinya ini?

Asap

Kau hanya asap yang mengatung di udara. Datang, dan hilang.

Kue

Aku ingin kue yang lain.

Batas

Semua perihal diciptakan sebagai batas Membelah sesuatu dari sesuatu yang lain Hari ini membelah membatasi besok dan kemarin Besok batas hari ini dan lusa Jalan-jalan memisahkan deretan toko dan perpustakaan kota, bilik penjara, dan kantor wali kota,  juga rumahku, dan seluruh tempat di mana pernah ada kita Bandara dan udara memisahkan New York dan Jakarta Resah di dadamu dan rahasia yang menanti di jantung puisi dipisahkan kata Begitu pula rindu Antar pulau dan seorang petualang yang gila Seperti penjahat dan kebaikan dihalang ruang dan undang-undang Seorang ayah membelah anak dari ibunya dan sebaliknya Atau senyummu dinding di antara aku dan ketidakwarasan Persis segelas kopi tanpa gula pejamkan mimpi dari tidur Apa kabar hari ini? Lihat tanda tanya itu  Jurang antara kebodohan dan keinginanku memilikimu sekali lagi   Aan Mansyur

Lautan Dirimu

Risau suara debur ombak, Risih suaranya membelah tepi lautan. Tiap buih-buihnya menepi, menyampaikan sabda-sabda rindu dari dalamnya laut. Pasir-pasir putih menerima buihnya, tak pelak bertanya, jujurkah buih lautan yang didapatnya. Pasir-pasir itu terus saja terbuai, terhapus oleh deburan ombak, hingga ia turut berada pada dalamnya laut. Tenggelam, tenggelam. Dan aku melemah, Aku terlanjur tenggelam pada dalamnya matamu.

Sexual Harrasment

Sexual harrasment atau pelecehan seksual tidak semata-mata terjadi ketika 'tersangka' menyentuh kamu. Tapi juga bisa terjadi dalam bentuk verbal. Seperti  catcalling atau pelecehan seksual dalam bentuk verbal. Ada banyak sekali bentuk-bentuk kalimat yang bisa dilontarkan 'tersangka' untuk mengganggu korban. Mulai dari kalimat sederhana yang sering dianggap lumrah, sampai kalimat yang menjurus ke ajakan seksual. Sayangnya, kejadian ini dianggap sebagai sesuatu yang "biasa" dan "wajar" oleh sebagian masyarakat. Kalau kamu sering membaca atau menonton berita, banyak sekali kasus pelecehan seksual terhadap wanita yang terjadi, ntah dalam bentuk pemerkosaan atau secara verbal itu sendiri. Kedua hal ini sama berbahayanya, lantaran bila kamu sering mendapatkan pelecehan secara verbal, pasti sebagai seorang perempuan perasaan akan terasa lebih was-was, tidak nyaman, bahkan menimbulkan ketidak tenangan bagi sebagian besar 'korban' karen

"Tanpa Judul"

Jam di dinding berdentang pelan, suaranya hanya sayup terdengar meski dalam kesepian. Pukul 9 malam, tidak ada tanda-tanda kehadiran, dia yang dinantikan. Perempuan itu terdiam, menatap jam dinding dengan seksama. Secarik kertas ditarik dari laci mejanya. Lalu ia menuliskan : Teruntuk, Kamu yang sedang ada disana. Yang satu pulau tapi tak kunjung mencipta kata bertemu. Yang satu kota tapi tak kunjung bertanya "ayo bertemu, dimana?" Perempuan itu menjepit rambutnya yang terus terjatuh saat dia menundukkan kepala untuk menulis, lalu kembali menuliskan : Kalau satu kota dan satu pulau tidak membuatmu mencari aku, Lantas bagaimana caranya bila nanti kita benar-benar susah bertemu? Bila kamu kembali kesana, Ntah beribu-ribu kilometer jauhnya disana. Surat itu kemudian diakhiri, dengan 3 baris yang manis : Salam untukmu, dariku. Ditulis dalam waktu indonesia tengah, Sungguh, Aku rindu.

Organisasi

Kebanyakan orang saat ada open recruitment kepanitiaan atau organisasi, terus ditanya alasan ikutnya apa, mayoritas akan menjawab "Mencari pengalaman." Padahal, mungkin saja ada banyak jawaban lain yang bisa dipakai selain "Mencari pengalaman" itu sendiri. Orang-orang ramai berbondong-bondong ikut kegiatan, aktif disana-sini. Ntah untuk cari pengalaman, ingin menjadi organisator dengan segudang daftar organisasi dan kepanitiaan yang pernah diikuti, iseng-iseng saja, cari aktifitas agar punya kesibukan, atau mencari SKP di jenjang perkuliahan, sebagai syarat wisuda.   Sebenarnya, yang terpenting itu bukan seberapa banyak kita mengikuti suatu organisasi, suatu kegiatan, suatu lembaga, atau hal-hal lain yang serupa. Tapi seberapa banyak dampak yang kamu tinggalkan untuk hal-hal di sekitar kamu, termasuk urusan organisasi itu. Contoh, kamu mengikuti organisasi di sekolah, atau di kampus. Lantas kamu bisa mendapatkan keuntungan seperti anggap saja pengal

Teh Hari Ini

Teh hari ini rasanya hambar sekali, aku tidak suka. Makin dikecap makin hambar, makin dirasa makin pahit saja.

Kue Bolu

Aku mau pesan kue bolu, Aku minta satu dulu. Jangan diberi tambahan gula, Aku mau coba dulu rasanya. Ini pesan lagi, Kata pelayan itu. Tidak, tidak. Aku menolak. Aku hanya mau satu potong kue bolu, Yang kunikmati rasanya sampai potongan terakhir, Yang kunikmati hingga akhir. Mari, mari. Pesan lagi kue bolu yang baru, Kata pelayan itu. Tidak, aku tidak mau. Terus begitu kataku. Kenapa? Kue bolumu sudah tak lezat rupanya. Kata siapa tidak lezat? Aku yang merasakan, ini sungguh lezat. Ayo, ayo. Pesan saja kue yang baru, Lagi-lagi, Kata pelayan itu. Aku tidak mau! Hentakku sekali lagi, pada pelayan itu. Kalau kueku hambar, aku sendiri yang menambahkan gulanya, Gula jawa, gula pasir, gula batu, Sebut, apa maumu! Kalau rasanya hambar ia tak ku buang, Akan kuberi gula sampai gurih kembali rasanya. Sampai rasanya jadi manis sekali, Hingga aku butuh tambahan insulin lagi.

Lucu

Kadang-kadang manusia itu lucu, Bilang "ah, aku tidak suka dia!" Lalu kemudian kita bisa melihat mereka jalan berdua. Bilang "sudah, pergi sana!" Lalu kemudian mencari-cari dia ada dimana. Bilang "aku akan serius kali ini." Lalu kemudian lupa dan tidak serius hingga detik ini. Bilang "ah, nanti saja, akan aku kerjakan, aku tidak akan lupa." Lalu kemudian perlahan lupa. Bilang "aku tidak suka dia, bukan seleraku." Lalu kemudian diam-diam menjadikan dia candu. Ah, Banyak sekali, Tiada habisnya. Tidak apa-apa, Asal dari kelucuan-kelucuan itu, Ada salah satu yang kamu lontarkan untukku. Seperti apa itu? "Ah kamu bukan tipeku!" Lalu kemudian jadi terus-terusan mencari aku.